Mengapa pula kau berkesah ?
Sementara pedar cahya silau ada
Mengapa pula kau berkeluh ?
Sementara bayu senantiasa membelai kulitmu ?
Asa yang kau harap menggeliat tepat di depan matamu
Coba saja kau mau membuang pilu itu
Menjambaknya dan mencapakkannya
Menjerat dan mengikatnya
Kemudian melemparkannya ke jurang terdalam di tepi ngarai
Meludahinya sebagai penutup
Ah andai saja kau pernah seperti aku
Pernah mengais-ngais impian dengan tertatih-tatih
Dengan rasa kesabaran yang pernah kupunya
Mensyukuri segala nikmat yang pernah singgah
bayu yang lembut,
cahya yang silau
Walau tak banyak, namun aku amat berterima kasih
Mengapa kau terus berkesah
Sementara pedar cahya silau ada
Mengapa kau terus berkeluh
Sementara bayu tetap membelaimu
Lihat aku disini,
Dengan sedikit yang ada, senantiasa kunikmati
Walau saat ini hanya ada segenggam cahaya saja
Tapi itu pun cukuplah…
Mdn ; 15 march 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar